Sabtu, 30 April 2011

Penjelasan Teoritis untuk huruf kecil pada pengetahuan alfabet bagi anak-anak prasekolah

I. Pendahuluan
Tahap perkembangan bahasa pada anak meliputi kemampuan memperoleh pengetahuan melalui bahasa lisan dan tulisan (Nation & Snowling, 2004 dalam Turnbull et al, 2010). Salah satu kemampuan yang berkaitan dengan bahasa, adalah pemahaman tentang huruf abjad atau alfabet. Pengetahuan tentang huruf sangatlah penting dan merupakan dasar keterampilan membaca, yang berfungsi sebagai salah satu prediktor yang paling penting bagi pengenalan kata pada anak-anak di pendidikan formal dasar. Pengetahuan tentang huruf memberikan kontribusi langsung untuk pemahaman anak terhadap korespondensi antara huruf dan suara, serta kemampuan pengenalan kata, disamping daya prediksi untuk kemampuan pemahaman huruf anak-anak. Huruf abjad terdiri dari dua jenis, yaitu huruf besar dan huruf kecil. Penelitian yang bertujuan untuk memahami hakikat pengetahuan tentang huruf kecil masih relatif sedikit. Oleh karena itu, jurnal yang berjudul “Theoretical Explanations for Preschoolers’ Lowercase Alphabet Knowledge” membahas tentang penjelasan teoritis untuk huruf kecil pada pengetahuan alfabet bagi anak-anak prasekolah.
Di dalam jurnal ini dipaparkan empat hipotesis yang menjadi landasan teori bagi anak-anak untuk lebih mungkin untuk mengetahui huruf kecil:
1. Apabila huruf kecil tersebut sesuai dengan huruf besar yang akrab bagi mereka
Anak-anak cenderung mendapatkan kemampuan untuk memahami huruf besar sebelum huruf kecil, dengan demikian hipotesis ini menyatakan bahwa anak seharusnya lebih mengenal huruf abjad kecil dimana mereka tahu bentuk huruf besarnya, dibandingkan lebih dahulu mengetahui huruf kecil tetapi mereka tidak mengetahui bentuk huruf besarnya.

2. Apabila terdapat kemiripan antara bentuk huruf besar dan huruf kecil
Hipotesis ini menyatakan bahwa anak-anak akan lebih mengetahui bentuk huruf kecil yang letaknya berdekatan dengan huruf besarnya, dibandingkan dengan huruf kecil yang letaknya berdekatan secara visual dengan huruf besar yang berbeda tipe (Treiman & Kessler, 2004 dalam Turnbull et al, 2010). Peran bentuk objek terhadap pemahaman leksikal anak juga berperan penting. Beberapa studi empiris menunjukkan bahwa bentuk, dibandingkan dengan atribut lainnya, merupakan fondasi penting bagi pemahaman lebih lanjut tentang obyek huruf selama tahun-tahun prasekolah (Baldwin, 1989; Landau, Smith, & Jones, 1998; Smith, Jones, & Landau, 1992 dalam Turnbull et al, 2010).
3. Apabila ada kesamaan dengan nama anak tersebut
Anak-anak menerima lebih banyak eksposur atau pengulangan terhadap awal huruf nama pertama mereka daripada huruf lainnya, dan mereka merasakan kepemilikan yang melekat atas huruf ini, sehingga huruf ini terlihat lebih menonjol daripada huruf-huruf lain. Kemudian barulah kecenderungan ini meluas ke huruf abjad yang lain.
4. Apabila huruf tersebut sering muncul dalam kata-kata (dalam hal ini bahasa Inggris)
Hipotesis ini menyatakan bahwa frekuensi munculnya huruf dalam teks akan membuat anak memiliki pemahaman yang lebih dibandingkan dengan huruf yang jarang ditampilkan dalam suatu teks Bahasa Inggris. Frekuensi kemunculan menjadi faktor penting dalam pembelajaran huruf secara general.

II. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menginformasikan pemahaman kita tentang bagaimana anak-anak memperoleh pengetahuan tentang suatu sistem simbolik tertentu, yang harus mereka kuasai supaya dapat menjadi partisipan aktif di dalam masyarakat mereka. (DeLoache, 2004 dalam Turnbull et al, 2010). Penelitian ini menggunakan studi cross-sectional untuk memeriksa kontribusi independen dari empat hipotesis yang telah disebutkan sebelumnya tentang pembelajaran huruf kecil pada anak-anak.

III. Subyek Penelitian
Penelitian ini dilakukan kepada 461 anak-anak berusia antara 3 sampai 5 tahun yang mengikuti program prasekolah di wilayah Atlantik Tengah. Indikator utama yang menjadi spesifikasi subyek adalah anak tersebut berada dalam tahapan minimum yang berkaitan dengan penghasilan utama, pendidikan orang tua, kesehatan, kepedulian terhadap perkembangan, ketidakmampuan ekonomi

IV. Prosedur Penelitian
Pengumpulan data dilakukan selama 6 minggu yang dimulai pada bulan April hingga pertengahan Mei pada tahun akademis. Alat pengukurannya berupa subtes dari Phonological Awareness Literacy Screening untuk anak Pra Sekolah yang bernama Alphabet Recognition. Subyek penelitian dibagi kedalam 3 kelompok yang mendapat tugas berbeda-beda, kelompok pertama diberikan kertas yang berisi 26 huruf dengan karakteristik yang acak (huruf besar dan huruf kecil), kelompok kedua diberikan kertas yang berisi 26 huruf besar, kelompok ketiga diberikan kertas yang berisi 26 huruf kecil. Semua huruf tersebut ditampilkan dengan menggunakan tipe huruf Zaner-Bloser. Prosedur pelaksanaan penelitiannya adalah Assesor menunjuk karakter huruf yang ada di kertas dan meminta subyek untuk menyebutkan huruf tersebut.
V. Hasil penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terbesar dari huruf besar yang diketahui oleh anak adalah huruf A, O, X, S, dan B. Sedangkan, persentase terkecil dari huruf besar yang diketahui anak adalah huruf U, V, Q. Untuk hasil huruf kecil, persentase terbesarnya adalah huruf o, s, dan x. Sedangkan, persentase terkecilnya adalah huruf q, b, dan g. Rata-rata, anak mampu mengidentifikasi 25 dari 26 huruf besar pada proporsi yang lebih besar daripada huruf kecil.
Data diolah dengan menggunakan regresi multilevel logistik. Persentase anak-anak dalam mengetahui masing-masing 26 huruf besar dan huruf kecil alfabet disajikan dalam Tabel 1.

Pembuktian hipotesis:
1. Keakraban huruf besar, hipotesis didukung
Pengetahuan tentang huruf besar yang sesuai adalah prediktor yang kuat dan signifikan tentang pengetahuan huruf kecil. Hasil dari regresi logistik menunjukkan bahwa anak-anak 16,09 kali lebih mungkin untuk mengetahui huruf kecil ketika mereka juga tahu huruf besar yang sama atau sesuai.
2. Kesamaan huruf besar-huruf kecil, hipotesis didukung
Fitur huruf yang mirip untuk membentuk sebuah objek, memainkan peran kunci dalam pengetahuan nama huruf kecil. Artinya, pengetahuan tentang suatu huruf kecil didasarkan tidak hanya pada fonetik huruf, tetapi juga dapat dipengaruhi oleh pengalaman anak-anak dengan huruf besar dari bentuk serupa.
3. Kesamaan dengan nama anak, hipotesis tidak didukung.
Tidak ada bukti bahwa anak-anak lebih mungkin mengetahui huruf kecil jika itu adalah huruf pertama nama pertama mereka. Jadi, ketika anak-anak tidak mengetahui huruf (huruf besar) pertama dari nama depan mereka, tampaknya tidak memberikan tambahan manfaat bagi pengetahuan mereka tentang huruf kecil.
4. Frekuensi kata dalam bahasa Inggris, hipotesis didukung
Seorang anak 0,95 kali lebih mungkin untuk mengetahui huruf jika frekuensi kata-kata tertentu itu sering diucapkan atau ditulis.
VI. Diskusi
Penelitian terhadap 4 hipotesis dan 3 interaksi telah dilakukan untuk menguji teori yang mungkin dapat membantu pengetahuan tentang pemahaman anak terhadap huruf kecil. Penelitian sebelumnya menemukan bahwa pengetahuan tentang huruf dipandu oleh beberapa prinsip yang dapat diasosiasikan dengan tipe belajar yang lain, misalnya belajar tentang kata (word learning). Hipotesis yang berhubungan dengan perbedaan individual dan frekuensi kemunculan pada kata tertentu berkaitan dengan pengetahuan terhadap huruf kecil.
Penelitian ini memiliki empat keterbatasan atau limitasi, yaitu:
1. Penelitian ini hampir sama dengan banyak penelitian lain yang juga membahas tentang perkembangan pengetahuan terhadap huruf kecil yang menggunakan desain penelitian cross-sectional. Oleh karena itu, sangat mungkin jika subyek yang digunakan pun sama.
2. Karakteristik sampel penelitian yang menggunakan anak yang berasal dari lingkungan menengah ke bawah di negara Amerika Serikat, maka hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk anak yang berasal dari latarbelakang ekonomi dan budaya yang berbeda.
3. Pendekatan prosedur penelitian yang digunakan adalah metode naming-task , oleh karena itu apabila metodenya diubah bisa saja hasil penelitiannya juga turut berubah.
4. Tidak bisa melakukan penelitian dengan metode penelitian observasi kelas.
VII. Kesimpulan
Pengetahuan tentang abjad atau alfabet sangat mempengaruhi prestasi membaca, dan sangat berkaitan dengan perkembangan pendidikan anak selanjutnya. Hasil penelitian yang didapatkan adalah anak-anak lebih dari 16 kali lebih mengetahui huruf kecil jika mereka mengetahui huruf besar yang sesuai. Hal ini menunjukkan bahwa penting untuk mengajarkan huruf besar kemudian mengaitkannya dengan huruf kecil pasangannya. Secara teoritis, penelitian ini memberikan kontribusi kepada literatur yang lebih umum tentang pengetahuan anak dalam mengembangkan representasi simbolik, yang merupakan titik fundamental di mana anak dapat mendapatkan informasi tentang dunia (DeLoache, 2004 dalam Turnbull et al, 2010).
Dalam hal pemahaman huruf kecil, anak harus memiliki pengetahuan tentang simbol, termasuk pemahaman tentang hubungan antara simbol yang tertulis dan makna yang mewakilinya sebagai prasyarat untuk menjadi pembaca yang mahir. Studi ini menekankan kepada sifat beragam tentang pengetahuan huruf kecil dan keunikan mekanisme yang mendasari pengetahuan terhadap huruf besar, selain itu penelitian ini juga menyarankan bahwa transfer pengetahuan tentang huruf besar bisa menjadi salah satu dasar utama atas pengetahuan terhadap huruf kecil.

Sumber
Turnbull, K. L., Bowles, R. P., Skibbe, L. E., Justice, L. M., & Wiggins, A. K. (2010). Theoretical Explanations for Preschoolers' Lowercase Alphabet Knowledge. Journal of Speech, Language, and Hearing Research , 53, 1757-1768.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar