Kamis, 25 November 2010

KASUS HOMOSEKSUALITAS

Kasus cinta kasih yang terjadi disekitar kita

Cinta kasih kepada sesama adalah sebuah anugrah yang Tuhan berikan kepada umat manusia. Rasa cinta kasih dapat kita berikan kepada orang tua, saudara kita, teman, kerabat, dan orang-orang yang berada disekitar kita. Rasa cinta kasih dapat terasa lebih indah bila kita memberikan rasa cinta kasih tersebut dalam kadar yang normal. Betapa damainya negeri kita ini apabila kita saling mengasihi dengan sesama kita, tidak akan ada lagi permuuhan, pertengkaran, bahkan kasus-kasus kriminal seperti pembunuhan apabila kita saling mengaihi atu dengan yang lainnya. Tidak ada larangan untuk kita menyukai siapapun, kita bebas untuk memberikan cinta kasih kita kepada siapapun. Tapi jika cinta kasih yang diberikan adalah cinta yang menyalahi norma-norma yang berlaku misalnya menyukai sesama jenis (gay ataupun lesbian) itulah cinta kasih yang dilarang.

Seperti cerita yang dikisahkan dibawah ini.

Ini adalah kisahnya nyata yang dialami oleh salah seorang mahasiswa disebuah universitas di Indonesia. Sebut saja namanya beny, orang tuanya selalu mendidiknya dengan keras dan apabila dia nakal orang tuanya tidak segan-segan untuk memukulnya, bahkan menendangnya ini ia alami sewaktu ia kecil dan terus berlanjut hingga ia dewasa. Untuk menghilangkan rasa sakit yang ia rasakan sewaktu ia dipukul ataupun ditendang ayahny, sehingga tendangan tersebut ia imajinasikan sebagai sesuatu yang indah bukan menjadi sesuatu yang menyakitkan atau menakutkan, imajinasi ini berlanjut hingga saat ini. Jika ia melihat kaki seorang pria muncul keinginan untuk berhubungan seksual dengan sesama jenisnya. Hingga sekarang ia selalu memiliki perasaan suka kepada sesama jenisnya.

Homoseksualitas mengacu pada interaksi seksual dan/atau romantis antara pribadi yang berjenis kelamin sama secara situasional atau berkelanjutan. Pada penggunaan mutakhir, kata sifat homoseks digunakan untuk hubungan intim dan/atau hubungan sexual di antara orang-orang berjenis kelamin yang sama, yang bisa jadi tidak mengidentifikasi diri merek sebagai gay atau lesbian. Homoseksualitas, sebagai suatu pengenal, pada umumnya dibandingkan dengan heteroseksualitas dan biseksualitas. Istilah gay adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada pria homoseks. Sedangkan Lesbian adalah suatu istilah tertentu yang digunakan untuk merujuk kepada wanita homoseks.

Homoseksualitas dapat mengacu kepada:

Orientasi seksual yang ditandai dengan kesukaan seseorang dengan orang lain mempunyai kelamin sejenis secara biologis atau identitas gender yang sama.
perilaku seksual dengan seseorang dengan gender yang sama tidak peduli orientasi seksual atau identitas gender. Identitas seksual atau identifikasi diri, yang mungkin dapat mengacu kepada perilaku homoseksual atau orientasi homoseksual.
Ungkapan seksual dan cinta erotis sesama jenis telah menjadi suatu corak dari sejarah kebanyakan budaya yang dikenal sejak sejarah awal . Bagaimanapun, bukanlah sampai abad ke-19 bahwa tindakan dan hubungan seperti itu dilihat sebagai orientasi seksual yang bersifat relatif stabil. Penggunaan pertama kata homoseksual yang tercatat dalam sejarah adalah pada tahun 1869 oleh Karl-Maria Kertbeny,[1] dan kemudian dipopulerkan penggunaannya oleh Richard Freiherr von Krafft-Ebing pada bukunya Psychopathia Sexualis. Di tahun-tahun sejak Krafft-Ebing, homoseksualitas telah menjadi suatu pokok kajian dan debat. Mula-mula dipandang sebagai penyakit untuk diobati, sekarang lebih sering diselidiki sebagai bagian dari suatu proyek yang lebih besar untuk memahami Ilmu Hayat, Ilmu Jiwa, politik, genetika, sejarah dan variasi budaya dari identitas dan praktek seksual. status legal dan sosial dari orang yang melaksanakan tindakan homoseks atau mengidentifikasi diri mereka gay atau lesbian beragam di seluruh dunia.

Demografi homoseksualitas dan prevalensi


Perkiraan dari jumlah atau prevalensi homoseksualitas di masa modern ini bervariasi secara signifikan. Data yang dikumpulkan diperumit oleh berbagai definisi yang digunakan dalam homoseksualitas serta adanya fluktuasi dalam jangka waktu dan tempat.
Secara umum, diperkirakan jumlah kaum lesbian dan homoseksual di dalam masyarakat adalah 1% hingga 10% dari jumlah populasi. Tetapi menurut laporan kontroversi Kinsey Reports pada tahun 1984, menyebutkan bahwa setidaknya 37% pria dari total keseluruhan pria telah setidaknya mengalami pengalaman seks bersama pria lainnya, dan 4% di dalamnya adalah secara ekslusif homoseksual. Pada wanita, Kinsey menemukan dari 2% hingga 5% "kurang lebih secara eksklusif" homoseksual.
Walaupun pada nyatanya banyak kaum homoseksual yang menyembunyikan identitasnya - sehingga mempersulit akurasi laporan - banyak laporan yang beredar belakang ini menyatakan bahwa dari 2 hingga 3,3% dari populasi pria adalah homoseksual secara eksklusif.
Di Amerika Serikat sendiri, pada tahun pemilu 2004 survei menyatakan 4% dari seluruh pemilih pria menyatakan dirinya sebagai kaum homoseksual, yang karena tekanan sosial banyak yang tidak mau menyatakan identitas mereka.
Di Kanada, tahun 2003 Biro Statistik Kanada menyatakan bahwa di antara warga Kanada berumur 18 hingga 59, 1% melaporkan mereka sebagai homoseksual dan 0,7% melaporkan sebagai biseksual.

Homoseksual dimata para psikolog

Saat ini, homoseksualitas sudah tidak dianggap sebagai sebuah gangguan kejiwaan. Tentu saja acuan dari pernyataan diatas adalah DSM (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder / buku acuan diagnostik secara statistikal untuk menentukan gangguan kejiwaan) yang dibuat oleh ‘kiblat’ ilmu kejiwaan saat ini, yaitu APA alias asosiasi psikiatri Amerika. Di dalam DSM, yang sudah masuk ke edisi ke empat, homoseksualitas sudah tidak masuk ke dalam kategori gangguan kejiwaan manapun. Salah satu alasannya adalah karena syarat bagi sebuah perilaku untuk diklasifikasikan sebagai gangguan jiwa dalam DSM adalah jika perilaku tersebut mengganggu kehidupan orang yang menderitanya. Ttemuan di lapangan menyatakan bahwa para homoseksual dapat hidup dengan normal dan bahagia.
Situs dari asosiasi psikologi Amerika (American Psychological Association) juga mengatakan dengan tegas bahwa homoseksualitas bukan sebuah gangguan. Kesimpulan yang mereka nyatakan ini berasal dari temuan bahwa, seperti yang di pakai oleh DSM untuk menyimpulkan bahwa homoseksualitas bukanlah sebuah gangguan, orang yang berorientasi seksual homoseksual (gay) dapat hidup dengan normal seperti orang lain.
Berikut adalah sejarah dari ditariknya homoseksual dari klasifikasi gangguankejiwaan (Mental Disorder) oleh dunia ilmu kejiwaan:
  • Masa Psikologi Klasik – Jung, Adler dan Freud menyatakan bahwa homoseksualitas adalah sebuah gangguan kejiwaan. Saya belum menemukan penjelasan dari pandangan Jung dan Adler, tapi menurut Freud, homoseksualitas adalah sebuah bentuk fiksasi (berhentinya perkembangan mental) dari satu dimensi dari tahap perkembangan mental seseorang, sehingga orang normal adalah orang yang berhasil berkembang menjadi seorang heteroseksual.
  • DSM-I (DSM versi pertama) yang diterbitkan pada tahun 1952– menyatakan bahwa homoseksualitas adalah gangguan kepribadian sosiopathik. Artinya, orang yang memiliki orientasi seksual homoseksual memiliki kepribadian yang menyimpang dari norma sosial, dan penyimpangan ini harus diperbaiki.
  • DSM-II yang diterbitkan tahun 1968 – menghapus homoseksual dari daftar penyakit sosiopath dan memindahkannya ke daftar Sexual Deviation (penyimpangan seks).
  • DSM-III yang diterbitkan pada tahun 1973 – menyatakan bahwa homoseksualitas dinyatakan sebagai sebuah gangguan hanya jika orientasi seksual homoseksual orang tersebut mengganggu dirinya (dia tak mau menjadi homoseksual). DSM-III kemudian mengalami revisi dan pada edisi revisi ini, homoseksualitas sudah tidak dianggap sebagai sebuah gangguan sama sekali. Alasannya adalah, karena para komite DSM menyatakan bahwa adalah normal bagi seorang homoseksual untuk merasa terganggu dengan orientasi seksualnya pada saat ia pertama kali menyadari bahwa ia seorang homoseksual. Oleh karena itu perasaan terganggu yang dirasakan seorang homoseksual bukanlah sebuah gangguan.





Sumber referensi :
wikipedia berbahasa Indonesia

KARAKTER ATAU SIFAT YANG DIMILIKI OLEH MANUSIA

Sifat Dominan yang dimiliki oleh seorang sahabat adalah :

Sahabat pertama memilki karakter yang dominan seperti,
dia memiliki sifat yang periang dan penuh semagat, terkadang emosional, memiliki rasa humor yang tinggi, antusias dan ekspresif, penuh rasa ingin tahu, berhati tulus, terkadang memiliki sifat yang mudah berubah-ubah (plin-plan), terkadang kekanak-kanakan, kreatif dan inovatif, mudah berteman/bergaul, tidak memilih-milih teman. Sifat yang dominan yang ia miliki ini adalah sanguinis

Apa kata psikolog tentang seseorang yang memilki sifat sanguinis ?

Sifat sanguinis adalah orang yang ingin batinnya selalu bahagia sampai-sampai segala tugas yang harus dikerjakannya, akan dikerjakan jika ia bisa bahagia dengan pekerjaan itu (fun away). Jangan coba-coba memberinya pekerjaan yang dia tidak sukai, karena ia sulit sekali menerima tantangan baru, dan biasa kerja tanpa rencana dan tanpa target penyelesaian. Ia biasa ingin tampil lebih menonjol dari yang lainnya, baik dari suaranya ataupun dari cara berpakaiannya, dapat menarik perhatian orang lain. 

Sahabat yang kedua memilki sifat yang dominan seperti,
Berbakat pemimpin, dinamis dan aktif, sangat memerlukan perubahan, selalu ingin memperbaiki kesalahan, berkemauan kuat dan tegas, tidak emosional dalam bertindak,tidak mudah patah semangat, selalu kuat dan tegar dalam menghadapi masalah, bebas dan mandiri, memancarkan keyakinan, bisa menjalankan tugas apa saja yang diberikan kepadanya, mudah dipercaya. Sifat yang dominan yang ia miliki ini adalah dari seorang koleris.

Apa kata psikolog tentang seseorang yang memilki sifat koleris ?

Manusia yang memiliki sifat kolerik adalah manusia yang memiliki motivasi diri yang kuat, kreatif, pekerja keras, dan semua yang dilakukannya dilandasi oleh keyakinan dirinya yang kuat. Ia akan bertekad menyelesaikan pekerjaannya dengan caranya sendiri (my way), namun ia tidak ingin diatur orang lain.

Sahabat yang ketiga memilki sifat yang dominan seperti,
Kepribadian rendah hati, mudah bergaul dan santai,pendiam, tenang, peduli pada sekitar/atau orang-orang disekelilingnya, hidup konsisten, tenang tetapi cerdas, simpatik dan baik hati, dapat menyembunyikan emosinya, selalu bahagia dalam menghadapi hidup, dan selalu dapat diandalkan. Sifat yang dominan yang dimiliki oleh sahabat yang ketiga ini adalah karakter dari seorang phlegmatis.

Apa kata psikolog tentang seseorang yang memilki sifat phlegmatis ?

Sifat phlegmatis adalah orang yang memiliki sifat yang murah senyum, tulus, dan nyaris tidak pernah marah. Orang seperti ini tidak suka menonjolkan diri, dan tidak ambisius. Orang ini bersifat terbuka atas saran maupun kritik orang lain, meskipun kadang saran dan kritik itu tidak serta-merta dijalankannya. Prinsip kerja orang seperti ini adalah mendapatkan cara mudah (easy way) untuk menyelesaikan pekerjaannya.

FANTASI DAN PERASAAN MANUSIA

Pengertian dari fantasi dan perasaan manusia

Fantasi adalah suatu daya jiwa yang dapat membentuk tanggapan baru berdasarkan tanggapan-tanggapan yang sudah ada (lama).
Menurut aliran ilmu jiwa modern memberikan pengertian, suatu daya jiwa untuk menciptakan sesuatu yang baru. Dalam fantasi ini manusia dapat menciptakan sesuatu yang belum ada, sehingga merupakan suatu kreasi.

Menurut jenisnya fantasi dapat dibedakan menjadi :
1. fantasi menciptakan
2. fantasi terpimpin
3. fantasi melaksanakan

Guna fantasi dalam kehidupan:
1. dengan fantasi para seniman dapat menciptakan sesuatu yang baru yang dapat kita nikmati.
2. menimbulkan simpati kepada sesama manusia
3. dapat mengambil kemanfaatan (inti) sejarah,
4. dapat merencanakan hidup kita di kelak kemudian,
5. dapat merintangi dan mengurangi kesedihan kita.
Bahaya fantasi:
1. Jika fantasi itu terjadi berlebih-lebihan pada seseorang akan terjadi keputusan dalam lamunan.
2. karena kita dikuasai fantasi akan timbul rasa berdosa,
3. timbul pengertian dalam pepatah “besar pasak dari pada tiang”,
4. menimbulkan fantasi yang jauh dan liar, terutama akibat fantasi tanpa pimpinan.

Nilai fantasi dalam pendidikan:
1. dengan fantasi dapat digunakan dalam pelajaran sejarah, ilmu bumi, ilmu alam, dan sebagainya.
2. dengan memahami fantasi kita tidak akan lekas memberikan hukuman kepada anak didik.
3. dapat membentuk atau mempengaruhi watak anak didik (fantasi terpimpin)
4. dengan alat-alat pelajaran/pengajaran untuk dapat mengembangkan fantasi anak didik secara luas dan leluasa.

Segala hal yang terjadi dalam jiwa itu adalah pernyataan-pernyataan dari jiwa saja dimana perasaan manusia adalah salah satu bagian melekat dan tidak terpisahkan dari jiwa tersebut.

Fantasi/perasaan manusia yang dimiliki oleh bangsa Indonesia dalam menghadapi bencana adalah?

Indonesia adalah salah satu negara yang kaya akan sumberdaya alam. Apapun yang diusahakan dibumi kita ini pasti akan terwujud apabila ada kemauan untuk mengelolanya. Disamping banyaknya hal-hal baik yang negara kita miliki terdapat juga hal negatifnya, yaitu Indonesia memiliki banyak gunung yang masih aktif, yang baru-baru ini telah terjadi di negara kita ialah meletusnya gunung merapi di Yogyakarta, yang telah banyak menelan korban jiwa dan material, selain bencana tersebut ada juga bencana ditempat lain yaitu gempa di wasior, banjir bandang di mentawai, banjir yang terus melanda ibukota negara kita yaitu jakarta, dan bencana-bencana lainnya yang melanda Indonesi sorotan. Bagaimanpun kalau bencana terjadi memang sulit untuk mendapat bantuan yang semestinya. Namun karena bencana sebenarnya sudah bisa diprediksi, sebaikknya pemerintah sudah dapat menyiapkan segala sesuatunya, terutama yang berhubungan dengan soal penampungan para pengungsi. Sebaiknya sejak sekarang, kita harus punya antisipasi untuk daerah-daerah rawan bencana yang daerahnya sulit dijangkau. Contohnya di Mentawai yang baru saja terjadi diterjang tsunami. Bencana ini sudah diprediksi akan terjadi, sejak dahulu dimana kita tahu bagaimana kondisi dari daerah tersebut. Maka untuk kedepannya pemerintah pusat harus berkoordinasi dengan pemerintah daerah dengan intensif dalam penaggulangan bencana ini. Masyarakat sendiri harus realistis karena negeri kita memang rawan bencana, maka kita harus sudah punya badan yang secara otonomi mengurus hal ini secara profesional. Sedia payung sebelum hujan, jadi badan ini harus menyiapkan berbagai hal yang diperlukan bagi daerah yang rawan bencana. Masyarakat pun harus dididik untuk cerdas ketika bencana datang. Kalau ada peringatan, taati. Kalau tak terjadi, jangan lantas menyalahkan petugas. Dalam masalah bencana ini pun masyarakat jangan hanya mebicarakan hal-hal yang bersifat irrasional. Sekarang sudah zaman teknologi, maka sudah sepantasnya kita percaya kepada hal-hal yang berlandaskan ilmu pengetahuan. Jadi masalah juru kunci perlu atau tidak, tidak perlu dibicarakan lagi. Zaman sekarang segala sesuatu sudah canggih dan segala sesuatu sudah dapat diprediksi, ileh karena itu masyarakat harus digiring kearah yang rasioanal.
Perasaan yang dimiliki oleh bangsa Indonesia adalah sifat terbuka, ikhlas dalam menghadapi bencana apapun, selalu tegar, dan mengucap syukur senantiasa untuk menghadapi masalah apapun juga, dan tetap percaya bahwa dibalik masalah pasti ada jalan keluarnya, & yakin bahwa Tuhan tidak akan memberikan cobaan melebihi dari kekuatan hambanya.
Fantasi yang dimiliki oleh bangsa kita adalah mencoba untuk bangkit, jangan berputus asa untuk membangun negeri kita kembali, mencoba untuk membuat inovasi-inovasi baru untuk membangun/memperbaiki daerah-daerah yang terkena bencana. Mengadakan simulasi-simulasi penanggulangan bencana pada daerah-daerah yang rawan bencana, misalnya simulasi bahaya gempa. Memberikan penghiburan kepada masyarakat yang mengalami bencana agar tidak trauma lagi dam memberikan semangat untuk melanjutkan hidup secara psikologisnya

Selasa, 23 November 2010

PERBEDAAN ZAMAN BATU TUA,TENGAH & MUDA

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang.
Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas:

Zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman batu tua (Paleolitikum),disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri. Zaman batu tua biasa disebut paleozoikum. Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah :
• Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
• Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
• Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi :


• Kebudayaan Pacitan
• Kebudayaan Ngandong

Manusia pendukung kebudayaan
Pacitan : Pithecanthropus
Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis

Ciri-ciri Zaman Paleolitikum adalah :
1. Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
2. Kebudayaan
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.Kapak genggam itu berbentuk kapak,tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan.
Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak.Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang,kapak genggam, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo.
Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon.
Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang PattaE (Sulawesi Selatan).


Zaman batu tengah (mesolitikum)

Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide (minoritas).

1)Kehidupan      Ciri utama peradaban zaman ini adalah manusia telah bertempat tinggal tetap. Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam dan dianggap sebagai perkembangan “yang lebih cepat” daripada zaman batu tua. Manusia pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang disebut peradaban “abris sous roche”. 2) Hasil Kebudayaan Ciri utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur yang menurut penemuanya disebut kjokkenmoddinger. Peradaban ini ditemukan disepanjang pantai timur sumatra, dari aceh sampai sumatra bagian tengah. Disepanjang pantai tersebut ditemukan tumpukan sampah berupa kulit siput dan kerang. Diduga sampah tersebut dibuang dari tempat tinggal mereka dari generasi yang satu ke generasi yang lain sehingga menumpuk. Tumpukan sampah itu disebut kjokkenmoddinger.

3) Keberadaan Teknologi Dari tempat sampah dapur tersebut ditemukan juga kapak genggam yang disebut pebble. Mereka juga menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan serta membuat cat yang diperkirakan ada kaitannyadengan kepercayaan mereka. Mereka menggunakan batu yang lebih halus serta panah bergigi yang terbuat dari tulang-tulang hewan untuk berburu binatang. Mereka juga telah mengenal seni yang berkaitan dengan kepercayaan mereka, seperti gambar dari lukisan tangan berwarna merah dari dinding gua.

4) Manusia Pendukung Manusia pendukung peradaban ini juga menggunakan flake dan microlith atau batu-batu pipih, segitiga dan trapesium yang ukurannya kecil. Batu-batu itu diperkirakan berfungsi sebagai alat pemotong benda-benda yang lunak, seperti daging buruan atau ubi-ubian. Benda-benda tersebut banyak ditemukan didataran tinggi Bandung. Para ahli arkeologi dan geologi berpendapat bahwa pada zaman mesolitikum ini, Bandung yang dikenal sekarang merupakan sebuah danau besar yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Tepian danau tersebut merupakan tempat tinggal manusia pendukung peradaban zaman batu tengah (mesolitikum) dan menggunakan alat flake dan microlith.


Zaman batu baru (Neolitikum)

Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolithicum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar tenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).
Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di Jawa. Pakaian (dari kulit kayu), Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo (Sumba).

Manusia Pendukung :
- Proto melayu (Indonesia Barat)
- Papua melanesoid (Indonesia Timur)

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Contoh alat tersebut :

1) Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
Fungsi:
- ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul.
- ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari Chalcedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.

2) Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa.

3) Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak.

Fungsi: Sebagai cangkul/pacul

Cara Hidup :
• Menetap (sendenter)
• Bercocok tanam dan beternak
• Menggunakan bahasa Austronesia
• Sudah mengenal kepercayaan

Peninggalan budaya :
• Kapak persegi
• Kapak lonjong
• Gerabah
• Perhiasan
• Pemukul

SUMBER REFERENSI : Wikipedia berbahasa Indonesia