Senin, 26 September 2011

TAWURAN


Banyaknya aksi tawuran yang dilakukan oleh kelompok remaja (khususnya pelajar) akhir-akhir ini cukup menjadi sorotan bagi khalayak ramai. Perkelahian antar pelajar yang pada umumnya masih remaja sangat merugikan dan perlu upaya untuk mencari jalan keluar dari masalah ini atau setidaknya mengurangi. Perkembangan teknologi yang terpusat pada kota-kota besar mempunyai korelasi yang erat dengan meningkatnya perilaku agresif yang dilakukan oleh remaja kota. Banyaknya tawuran antar pelajar di kota-kota besar di Indonesia menjadi suatu hal yang menarik untuk dibahas. 

Hal yang menyebabkan ini terjadi adalah,  ada dua faktor penyebab terjadinya tawuran antar pelajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. 
Yang dimaksud dengan faktor internal adalah faktor yang berlangsung
melalui proses internalisasi diri yang keliru oleh remaja dalam menanggapi masalah ataupun tekanan disekitarnya dan semua pengaruh dari luar.
Sedangkan faktor eksternal adalah sebagai berikut:

1. faktor keluarga
a. baik buruknya rumah tangga atau berantakan dan tidaknya sebuah rumah tangga
b. perlindungan lebih yang diberikan orang tua
c. penolakan orang tua, ada pasangan suami istri yang tidak pernah bisa memikul
tanggung jawab sebagai ayah dan ibu
d. pengaruh buruk dari orang tua, tingkah laku kriminal dan tindakan asusila

 
2. faktor lingkungan sekolah
lingkungan sekolah yang tidak menguntungkan bisa berupa bangunan sekolah yang tidak
memenuhi persyaratan, tanpa halaman bermain yang cukup luas, tanpa ruangan olah raga,
minimnya fasilitas ruang belajar, jumlah murid di dalam kelas yang terlalu banyak dan
padat, ventilasi dan sanitasi yang buruk dan lain sebagainya.

 
3. faktor miliu/lingkungan
lingkungan sekitar yang tidak selalu baik dan menguntungkan bagi pendidikan dan
perkembangan remaja.


Hal-hal yang dapat dilakukan untuk memberantas tawuran antar pelajar:

1.Peraturan Sekolah Yang Tegas
Siswa siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Jika semua siswa terlibat tawuran maka sekolah akan memberhentikan semua siswa dan melakukan penerimaan siswa baru dan pindahan. Setiap pelajar siswa siswi harus dibuat takut dengan berbagai hukuman yang akan diterima jika ikut serta dalam aksi tawuran. Bagi yang membawa senjata tajam dan senjata khas tawuran lainnya juga harus diberi sanksi.

2. Memberikan Pendidikan Anti Tawuran
Pelajar diberi pemahaman tentang tata cara menghancurkan akar-akar penyebab tawuran dengan melakukan tindakan-tindakan tanpa kekerasan jika terjadi suatu hal, selalu berperilaku sopan dan melaporkan rencana pelajar-pelajar badung yang merencanakan penyerangan terhadap pelajar sekolah lain. Jika diserang diajarkan untuk mengalah dan tidak melakukan serangan balasan, kecuali terpaksa.

3. Melakukan Seleksi Kepada Siswa Yang Menjadi Penyebab Tawuran
Setiap manusia memiliki sifat bawaan masing-masing. Ada yang baik, yang sedang dan ada yang kriminil. Daripada menularkan sifat jahatnya kepada siswa yang lain lebih baik diidentifikasi dari awal dan dilakukan bimbingan konseling tingkat tinggi untuk menghilangkan sifat-sifat jahat dari diri siswa tersebut. Jika tidak bisa dan tetap berpotensi tinggi membahayakan yang lain segera keluarkan dari sekolah.

4. Kerjasama Belajar Bersama Antar Sekolah
Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar sekolah yang satu dengan yang lainnya. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar sekolah yang berdekatan secara lokasi dan memiliki kecenderungan untuk terjadi tawuran pelajar. Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan lari ke tawuran pelajar, namun diselesaikan dengan cara baik-baik.

5. Membuat Program Ekstrakurikuler Tawuran
Diharapkan setiap sekolah membuat ekskul konsep baru bertema tawuran, namun tawuran pelajar yang mendidik, misalnya tawuran ilmu, tawuran olahraga, tawuran otak, tawuran dakwah, tawuran cinta, dan lain sebagainya yang bersifat positif. Tawuran-tawuran ini sebaiknya bukan bersifat kompetisi, tetapi bersifat saling mengisi dan bekerjasama sehingga bisa bergabung dengan ekskul yang sama di sekolah lain.


FENOMENA SOSIAL DI JAKARTA

Inilah fenomena yang terjadi di ibukota negara kita, yaitu Jakarta, hal yang seperti ini sudah tidak asing lagi untuk kita lihat. Setiap hari ada ratusan mobil yang melintasi area lajur-lajur ibukota dengan segala tujuannya masing-masing ada yang akan bekerja, berangkat kesekolah, dll. Kemacetan ini dapat kita lihat setiap saat, bukan saja pada jam-jam kerja ataupun hari libur saja kemacetan ini dapat terjadi. Sudah banyak upaya-upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota untuk mengurangi kemacetan ini, tapi tetap saja terlihat tampak tidak ada gunanya. Pertambahan kendaraan roda dua maupun roda empat semakin meninggi disetiap harinya. Tak heran jika setiap harinya banyak terjadi kecelakaan lalu lintas yang terjadi, dikarenakan kurang pedulinya para pengguna jalan dalam mentaati rambu-rambu lalu lintas.


Makin bertambahnya para pengguna motor tak urung menjadi salah satu masalah kemacetan di ibu kota, biasanya para pengendara motor ini dengan seenaknya menjalankan motornya atau dengan kata lain menyelip guna untuk mempermudah atau mempersingkat perjalanan. Hal ini yang terkadang membuat jengkel para pengguna kendaraan roda dua (mobil), tak hayal hal ini terkadang membuat perkelahian antara dua belah pihak.


Alat transportasi ini adalah salah satu yang membuat kemacetan di ibukota maka tak asing lagi jika polisi lalulintas seringkali dibuat jengkel atas ulah para supir yang seenaknya berhenti di sembarang jalan. Walaupun sudah banyak dipasang plang-plang lalu lintas yang menyatakan dilarang berhenti, tetapi tetap saja selalu dilanggar. Akan tetapi ini sepenuhnya bukan salah para supir transportasi umum, ketidaktersediaan halte-halte khusus tempat pemberhentianlah yang menjadi penyebabnya. 
Bila kita berkaca dari negara-negara maju mungkin hal-hal seperti ini tidak kita temukan di negara-negara tersebut dikarenakan pemerintah sudah mengatur dengan baik jalannya lalu lintas.
      Lelah rasanya untuk melihat ini semua, terutama apabila mendengar jeritan warga-warga ibukota tampaknya mereka  enggan untuk melewati ini semua dan berharap ini semua akan segera berakhir. Oleh sebab itu mari kita dukung program-program pemerintah untuk mengurangi kemacetan diibukota, hal terkecil yang dapat kita lakukan adalah dengan mentaati rambu-rambu lalu lintas yang ada.