Phineas Gage adalah orang yang dapat dikatakan beruntung. Bagaimana tidak, Tuhan masih memberikan kesempatan kepadanya untuk hidup kedua kalinya walau dia harus menghadapi kejadian yang sangat mengerikan.
Phineas Gage lahir pada tanggal 9 Juli 1823 di New Hampsire. Dia adalah seorang mandor di dalam pembuatan rel kereta api di Rutland dan Burlington di Vermont.
Saat musim gugur di tahun 1848, Kejadian naas menimpa dirinya, namun peristiwa ini sangat membantu perkembangan di bidang kedokteran. Peristiwa ini dimulai ketika Gage hendak meledakkan sebuah bukit yang berbatu karena menghalangi di dalam pembuatan rel kereta api. Bahan peledak telah dimasukkan ke dalam celah bebatuan dan selain itu ia juga menggunakan besi yang memiliki panjang 109 cm dan berat enam kg untuk membantu menghancurkan sisi batu yang merintangi.
Namun, Gage lupa untuk menutupi bahan peledak tersebut dengan pasir sehingga percikan api mengenai besi tersebut dan meledak dengan dasyatnya. Alhasil batang besi itu melesat dengan cepatnya sehingga menembus bagian kiri pipinya dan keluar melalui atap tengkoraknya pada saat ia terjatuh ketika hendak menyelamatkan diri dari hantaman percikan api. Besi itu pun terpental hingga 20 meter.
Hal yang luar biasa adalah Gage yang mengalami pendarahan yang sangat parah, tidak langsung pingsan, bahkan ia dapat keluar dari lokasi kejadian sebelum terjatuh dan akhirnya mendapatkan pertolongan dari rekan sekerjanya. Hal yang mengejutkan lainny adalah ia masih sadar ketika temannya membawa dia ke dokter dengan menggunakan gerobak yang biasanya digunakan untuk membawa sapi. Melihat peristiwa yang mencengangkan tersebut, para dokter pun angkat tangan, akan tetapi Dr. Harlow bersedia menangani operasi tersebut
Semua orang yang melihat peristiwa yang dialami oleh Gage, mengganggap Gage tidak dapat diselamatkan selain lukanya yang sangat parah yaitu ada lubang di pipi kirinya dan di atas dahinya juga peralatan dan teknologi kedokteran tidak semodern sekarang.
Tetapi Tuhan berencana lain, Phineas Gage selamat tanpa harus mengalami gangguan mental seperti idiot atau kegilaan walaupun dia harus kehilangan mata sebelah kirinya. Dan Gage hanya dirawat selama sepuluh hari di rumah sakit. Ia bahkan bisa berbicara, berjalan dan melakukan aktivitas lain selama disana.
Beberapa bulan setelah kejadian tersebut, dia ingin kembali bekerja seperti semula, akan tetapi majikannya menolaknya.
Selain tampilan wajahnya yang mengerikan, banyak orang yang berpendapat bahwa Gage berubah. Perubahannya dilihat dari sifat yang semula dimiliki Gage sebelum kejadian yaitu cerdas, baik hati, ramah, sopan, dan disukai oleh banyak orang. Akan terapi dia berubah menjadi orang yang kejam, sering berbicara kotor, berperingai kasar, mudah marah dan tidak sabar. Perubahan kepribadian ini tidak disadari oleh Gage. Walau begitu akhirnya dia dapat diterima sebagai pelatih kuda di New Hampshire dan di Chili sebagai pengemudi kereta pos.
Hal yang menarik dari Gage adalah dia menyimpan besi yang menusuk kepalanya sampai akhir hayatnya. Dia yang meninggal dua belas tahun setelah peristiwa naas itu terjadi, karena dia mengidap penyakit epilepsi mayor yang disebabkan karena besi yang menghantam kepalanya.
Kasus Gage dianggap menarik karena dari kejadian tersebut merupakan kasus yang langka dan kasus ini sangat membantu di dalam perkembangan di bidang kedokteran khususnya bidang ilmu syaraf, disebabkan kasus ini sangat membantu untuk menjelaskan hubungan antara trauma otak dan perubahan di dalam kepribadian.
Selain itu Dalam buku psikologi berjudul “An Odd Kind of Fame: Stories of Phineas Gage” karangan Malcolm Macmillan, hampir sepertiga penjelasan dalam buku itu menjelaskan kasus Phineas Gage.
Tujuh tahun setelah kematiannya, kuburan Gage dibongkar dan para peneliti melakukan penelitian terhadap tengkoraknya. Hingga sampai sekarang, tengkorak Gage beserta besi yang menyembul dari pipi hingga rongga di dahinya menjadi model di sekolah kedokteran Harvard.
Dalam hal ini penyebab perubahan kepribadian pada Phineas Gage disebabkan oleh kerusakan lobus prefrontal yang berfungsi untuk pengaturan perilaku dan kepribadian. Lobus prefrontal berada di bagian paling anterior dari lobus Frontalis. Kerusakan pada lobus prefrontal dapat menyebabkan beberapa gangguan antara lain:
1. Apati
2. Ketidakmampuan mengambil inisiatif
3. kelainan pada memori
4. kurang konsentrasi
5. hilangnya ekspresi emosi
6. kelainan di dalam inhibisi sosial
7. impulsivitas
Fungsi dari korteks prefrontal adalah working memori (kemampuan untuk mengingat stimulus atau kejadian yang telah berlalu), kemampuan untuk mematuhi dua atau lebih aturan yang bersamaan di dalam sebuah situasi dan kemampuan perilaku yang bergantung pada konteks.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar