Perkembangan arsitektur yang terjadi saat ini tidak bisa dipungkiri memang makin beragam. Desain-desain inovatif, baik dari arsitek senior maupun arsitek muda, berlomba-lomba dihadirkan dalam dunia perancang di Indonesia. Para mahasiswa calon penerus pun harus memperkaya referensi desain mereka melalui karya para seniornya. Selain dari segi desain fasad, perancangan arsitektur tidak bisa terlepas dari material bangunan. Selain menambah nilai estetika, material bangunan juga berfungsu sebagai faktor pendukung kenyamanan bagi para penghuninya. Jenis-jenis material kayu olahan yang diterapkan dalam bangunan akan dianalisa penggunaannya berdasarkan prinsip estetika bentuk dan fisika bangunan. Aspek-aspek yang terkait adalah keseimbangan, irama, focal point, proporsi dan unity. Sedangkan dari segi sisi fisika bangunan dipenagaruhi iklim terhadap daya tahan kayu olahan yang digunakan.
Kayu olahan dapat dibuat dari sisa kayu, baik yang masih baru atau kayu sisa. Dengan melalui proses terlebih dahulu, kayu olahan tampil dalam bentuk dalam bentuk dan warna yang menarik, tetapi tidak kalah dari segi kualitas dan ketahanan dari kayu solid. Karena menggunakan bahan yang sebagian berasal dari kayu solid, kayu olahan pun memberikan tampilan yang sama dengan kayu asli.
Semua jenis kayu dapat dijadikan bahan baku untuk kayu olahan. Ada dua komposisi dalam kayu olahan yang biasa dikenal oleh para tukang pembuat furniture, yaitu : bagian dalam kayu olahan dan bagian luar kayu olahan. Bagian dalam kayu olahan, antara lain : kayu sawit, dari pohon kelapa sawit. Dengan modifikasi teknologi, proses pemadatan (densifikasi), kayu sawit berkualitas cukup baik dapat dipakai sebagai bahan kayu nonstruktural, contohnya untuk lapisan lantai, lapisan dinding, atau pengisi panel kayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar