Selasa, 23 November 2010

PERBEDAAN ZAMAN BATU TUA,TENGAH & MUDA

Zaman Batu terjadi sebelum logam dikenal dan alat-alat kebudayaan terutama dibuat dari batu di samping kayu dan tulang.
Zaman batu ini dapat dibagi lagi atas:

Zaman batu tua (Paleolitikum)

Zaman batu tua (Paleolitikum),disebut demikian sebab alat-alat batu buatan manusia masih dikerjakan secara kasar, tidak diasah atau dipolis. Apabila dilihat dari sudut mata pencariannya periode ini disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat sederhana. Pendukung kebudayaan ini adalah Homo Erectus yang terdiri. Zaman batu tua biasa disebut paleozoikum. Paleozoikum atau sering pula disebut sebagai zaman primer atau zaman hidup tua berlangsung selama 340 juta tahun. Makhluk hidup yang muncul pada zaman ini seperti mikro organisme, ikan, ampibi, reptil dan binatang yang tidak bertulang punggung.
Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang masih kasar dan belum dihaluskan. Contoh alat-alat tersebut adalah :
• Kapak Genggam, banyak ditemukan di daerah Pacitan. Alat ini biasanya disebut "Chopper" (alat penetak/pemotong)
• Alat-alat dari tulang binatang atau tanduk rusa : alat penusuk (belati), ujung tombak bergerigi
• Flakes, yaitu alat-alat kecil yang terbuat dari batu Chalcedon,yang dapat digunakan untuk mengupas makanan.
Alat-alat dari tulang dan Flakes, termasuk hasil kebudayaan Ngandong. Kegunaan alat-alat ini pada umumnya untuk : berburu, menangkap ikan, mengumpulkan ubi dan buah-buahan. Berdasarkan daerah penemuannya maka alat-alat kebudayaan Paleolithikum tersebut dapat dikelompokan menjadi :


• Kebudayaan Pacitan
• Kebudayaan Ngandong

Manusia pendukung kebudayaan
Pacitan : Pithecanthropus
Ngandong : Homo Wajakensis dan Homo soloensis

Ciri-ciri Zaman Paleolitikum adalah :
1. Jenis Manusia
Berdasarkan penemuan fosil manusia purba, jenis manusia purba hidup pada zaman Paleolitikum adalah Pithecanthropus Erectus, Homo Wajakensis, Meganthropus paleojavanicus, dan Homo Soliensis. Fosil ini ditemukan di aliran sungai Bengawan Solo.
2. Kebudayaan
a. Kebudayaan Pacitan
Pada tahun 1935, von Koenigswald menemukan alat batu dan kapak genggam di daerah Pacitan.Kapak genggam itu berbentuk kapak,tetapi tidak bertangkai. Kapak ini masih dikerjakan dengan sangat kasar dan belum dihaluskan.
Para ahli menyebutkan bahwa kapak itu adalah kapak penetak.Selain di Pacitan alat-alat banyak ditemukan di Progo dan Gombong (Jawa Tengah), Sukabumi (Jawa Barat), dan Lahat (Sumatera Utara)
b. Kebudayaan Ngandong
Para ahli berhasil menemukan alat-alat dari tulang,kapak genggam, alat penusuk dari tanduk rusa dan ujung tombak bergigi di daerah Ngandong dan Sidoarjo.
Selain itu di dekat Sangiran ditemukan alat sangat kecil dari betuan yang amat indah. Alat ini dinamakan Serbih Pilah, dan banyak ditemukan di Cabbenge (Sulawesi Selatan) yang terbuat dari batu-batu indah seperti kalsedon.
Kebudayaan Ngandong juga didukung oleh penemuan lukisan pada dinding goa seperti lukisan tapak tangan berwarna merah dan babi hutan ditemukan di Goa Leang PattaE (Sulawesi Selatan).


Zaman batu tengah (mesolitikum)

Pada Zaman batu tengah (mesolitikum), alat-alat batu zaman ini sebagian sudah dihaluskan terutama bagian yang dipergunakan. Tembikar juga sudah dikenal. Periode ini juga disebut masa berburu dan meramu makanan tingkat lanjut. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens (manusia sekarang), yaitu ras Austromelanosoide (mayoritas) dan Mongoloide (minoritas).

1)Kehidupan      Ciri utama peradaban zaman ini adalah manusia telah bertempat tinggal tetap. Para ahli ilmu purbakala menyebutkan bahwa zaman ini berlangsung kurang lebih 20.000 tahun silam dan dianggap sebagai perkembangan “yang lebih cepat” daripada zaman batu tua. Manusia pendukung zaman ini juga bertempat tinggal di gua yang disebut peradaban “abris sous roche”. 2) Hasil Kebudayaan Ciri utama kehidupan zaman ini adalah peninggalan sampah dapur yang menurut penemuanya disebut kjokkenmoddinger. Peradaban ini ditemukan disepanjang pantai timur sumatra, dari aceh sampai sumatra bagian tengah. Disepanjang pantai tersebut ditemukan tumpukan sampah berupa kulit siput dan kerang. Diduga sampah tersebut dibuang dari tempat tinggal mereka dari generasi yang satu ke generasi yang lain sehingga menumpuk. Tumpukan sampah itu disebut kjokkenmoddinger.

3) Keberadaan Teknologi Dari tempat sampah dapur tersebut ditemukan juga kapak genggam yang disebut pebble. Mereka juga menggunakan batu pipih dan batu landasan untuk menggiling makanan serta membuat cat yang diperkirakan ada kaitannyadengan kepercayaan mereka. Mereka menggunakan batu yang lebih halus serta panah bergigi yang terbuat dari tulang-tulang hewan untuk berburu binatang. Mereka juga telah mengenal seni yang berkaitan dengan kepercayaan mereka, seperti gambar dari lukisan tangan berwarna merah dari dinding gua.

4) Manusia Pendukung Manusia pendukung peradaban ini juga menggunakan flake dan microlith atau batu-batu pipih, segitiga dan trapesium yang ukurannya kecil. Batu-batu itu diperkirakan berfungsi sebagai alat pemotong benda-benda yang lunak, seperti daging buruan atau ubi-ubian. Benda-benda tersebut banyak ditemukan didataran tinggi Bandung. Para ahli arkeologi dan geologi berpendapat bahwa pada zaman mesolitikum ini, Bandung yang dikenal sekarang merupakan sebuah danau besar yang dikelilingi oleh gunung-gunung. Tepian danau tersebut merupakan tempat tinggal manusia pendukung peradaban zaman batu tengah (mesolitikum) dan menggunakan alat flake dan microlith.


Zaman batu baru (Neolitikum)

Alat-alat batu buatan manusia Zaman batu baru (Neolithicum) sudah diasah atau dipolis sehingga halus dan indah. Di samping tembikar tenun dan batik juga sudah dikenal. Periode ini disebut masa bercocok tanam. Pendukung kebudayaan ini adalah homo sapiens dengan ras Mongoloide (mayoritas) dan ras Austromelanosoide (minoritas).
Perhiasan (gelang dan kalung dari batu indah), ditemukan di Jawa. Pakaian (dari kulit kayu), Tembikar (periuk belanga), ditemukan di daerah Sumatera, Jawa, Melolo (Sumba).

Manusia Pendukung :
- Proto melayu (Indonesia Barat)
- Papua melanesoid (Indonesia Timur)

Pada zaman ini alat-alat terbuat dari batu yang sudah dihaluskan. Contoh alat tersebut :

1) Kapak Persegi, misalnya : Beliung, Pacul dan Torah untuk mengerjakan kayu. Ditemukan di Sumatera, Jawa, bali, Nusatenggara, Maluku, Sulawesi dan Kalimantan
Fungsi:
- ukuran besar lazim disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul/pacul.
- ukuran kecil disebut dengan Tarah/Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat/alat untuk mengerjakan kayu sebagaimana lazimnya pahat.
Bahan untuk membuat kapak tersebut selain dari batu biasa, juga dibuat dari batu api/chalcedon. Kemungkinan besar kapak yang terbuat dari Chalcedon hanya dipergunakan sebagai alat upacara keagamaan, azimat atau tanda kebesaran.

2) Kapak Bahu, sama seperti kapak persegi ,hanya di bagian yang diikatkan pada tangkainya diberi leher. Hanya di temukan di Minahasa.

3) Kapak Lonjong, banyak ditemukan di Irian, Seram, Gorong, Tanimbar, Leti, Minahasa dan Serawak.

Fungsi: Sebagai cangkul/pacul

Cara Hidup :
• Menetap (sendenter)
• Bercocok tanam dan beternak
• Menggunakan bahasa Austronesia
• Sudah mengenal kepercayaan

Peninggalan budaya :
• Kapak persegi
• Kapak lonjong
• Gerabah
• Perhiasan
• Pemukul

SUMBER REFERENSI : Wikipedia berbahasa Indonesia


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar