Rabu, 26 Oktober 2011

Satu Nusa Satu Bangsa

Satu Nusa Satu Bangsa
Ciptaan: Liberty Manik

Satu nusa satu bangsa, Satu bahasa kita
Tanah air pasti jaya untuk s’lama-lamanya
Indonesia pusaka Indonesia tercinta
Nusa Bangsa dan bahasa kita bela bersama




 Itulah sebait lagu satu nusa satu bangsa yang menunjukkan kepada kita besarnya semangat dan cita-cita pemuda dalam masa pergerakan untuk mewujudkan sebuah negara bernama Indonesia yang bersatu. Pemuda adalah generasi penerus bangsa. Keabsahan slogan ini tidak terbantahkan karena mau tidak mau, sanggup atau tidak sanggup, pemuda lah yang akan menggantikan kedudukan generasi-generasi sebelumnya dalam membangun bangsa. Selain itu, pemuda sudah sepantasnya menjadi agent of change, pembawa perubahan, yang membawa bangsa ini menjadi lebih baik, lebih bersatu, lebih makmur, lebih demokratis, dan lebih madani. Inilah kira-kira peran pemuda yang seharusnya dapat diwujudkan bersama. Menilik sejarah, pada awal abad ke-20 Indonesia diwarnai oleh pergerakan kebangsaan yang tidak lain digerakkan oleh para pemuda pada zaman itu. Sejarah mencatat Budi Utomo sebagai organisasi pertama yang mengubah watak pergerakan perlawanan, yang semula bersifat kedaerahan menjadi bersifat kebangsaan.

Bangsa Indonesia disadarkan bahwa untuk dapat mencapai kemerdekaan, seharusnya ada persatuan dan perasaan senasib yang melandasi perlawanan terhadap penjajah.Setelah dipelopori Budi Utomo sebagai organisasi kebangsaan pertama, bermunculanlah sekian banyak organisasi kebangsaan lainnya. Muhammadiyah, NU, Serikat Dagang Indonesia, Taman Siswa, sampai dengan PNI sebagai partai pertama yang dimiliki bangsa ini adalah contohnya. Kesemuanya memiliki orientasi dan cita-cita yang sama, persatuan dan kemerdekaan Bangsa Indonesia.Sampai pada hari yang sangat menentukan bagi masa depan Bangsa Indonesia, 28 Oktober 1928 Kongres Pemuda II diselenggarakan di Jakarta. Kongres ini setidaknya menghasilkan tiga poin penting, yakni kesadaran berbangsa Indonesia, bertanah air Indonesia, dan berbahasa nasional, Bahasa Indonesia. Inilah momen di mana semangat nasionalisme dikobarkan dan sedikit demi sedikit perasaan kedaerahan yang berlebihan dikikis dan diminimalkan. Inilah akselerator perjuangan perlawanan terhadap penjajah yang akhirnya mencapai titik kulminasinya melalui proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tahun 1945. Inilah keadaan pemuda pada zaman pergerakan, hampir satu abad yang silam. Sekarang??Sebuah angket mengenai penghayatan makna sumpah pemuda yang diselenggarakan sebuah media terkemuka menggambarkan betapa minimnya penghayatan terhadap nilai-nilai sumpah pemuda.
Satu Nusa Satu Bangsa satu Bahasa Indonesia, itulah kira kira ikrar sumpah pemuda 80 tahun yang lalu yang dikumandangkan oleh generasi Pemuda saat itu. Saat ini Indonesia sudah di ambang perpecahan, disintegrasi, saling menghujat, saling curiga, saling tidak percaya, dan saling memperkosa hak asasi. Kebebasan dunia internet, kebebasan berekspresi menjadikan kita kadang lupa bahwa kita bisa seperti ini, bebas seperti ini adalah hasil dari satu momentum penting saat itu “Sumpah Pemuda”. Tentu saja ini dalam kerangka ketentuan Allah Tuhan yang maha Penentu.

Kita tidak perlu bersumpah lagi, berikrar lagi, tidak perlu keluar darah lagi, yang diperlukan saat ini adalah kerja nyata, karya nyata bahu membahu membangun negeri. Apapun sumbangsih kita, paling sederhana jadi pengangguran tapi tidak merusak sudah cukup memberi andil agar negeri ini tidak carut marut. Diperlukan kesadaran dan komitmen saling menjaga keutuhan wilayah tanah air dan siap setipa saat jika negara membutuhkan kita, agar bangsa ini tidak menjadi negeri yang porak poranda, pecah belah, hancur lebur seperti ratusan tahun yang lalu. Terjajah, terintimidasi, tertindas, terbelakang, terbelenggu, dan sama sekali jauh dari kemerdekaan.
 
Lagu Satu Nusa Satu Bangsa memiliki makna yang merepresentatifkan keadaan bangsa ini, bahwa apapun suku kita, bahasa kita, agama kita, tetap kita adalah anak bangsa, yang akan selalu berharap dengan perasaan optimis bagi kebaikan negeri ini, dalam situasi apapun kita anak bangsa yang selalu cinta terhadap negara Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar